Juni 14, 2009

Cerita Pendek ( CERPEN) Vol 12

Insyaf


Sejak kecil Heru tinggal bersama kakak dan abang iparnya,kedua orang tuanya telah meninggal dunia ketika Heru berusia 3 tahun .Pusara orang tuanya berada di perkuburan warga yang sudah hamper tak kelihatan karena sudah tertuput semak belukar .

Hidup bersama abang ipar yang hanya seorang pandai besi ,tentulah tidak memadai . Heru merasa menjadi beban kepada keluarga itu , oleh karena itu Heru kerap sekali pergi kehutan mencari kayu untuk keperluan memasak .

Pada suatu hari , Heru terkejut melihat sesosok pria bertubuh kekar mendatanginnya dihutan itu . Dia heran melihat pakaiannya yang kusut dan kumal mengapa berada di hutan belukar ini . Dengan suara agak parau ,orang itu menangkap tangan kanan Heru dan membisikkan sesuatu , dia berkata’siapa namamu dan dimana kamu tinggal?’ , Heru dengan takut-takut menjawab, ‘aku Heru,tinggal di desa ini bersama kaka dan abangku namanya Abdul . ‘Apa pekerjaan abang iparmu?’ ,’dia seorang pandai besi kataku . ‘bagus-bagus katanya ‘,sejenak dia memandangiku dalam-dalam . ‘aku Edi ‘,sambil menyingkap celananya sehingga terlihat jelas rantai yang melingkar di pergelangan kakinya . ‘Heru ‘,katanya tolong ambilkan kikir dari rumah abang iparmu dan segera kembali.tapi awas… jangan sampai kamu beritahukan keberadaanku .’

Heru mencuri kikir dari ruang kerja abang iparnya dan kembali menemui orang itu .Orang itu tersenyum melihat Heru kembali dan membawa kikir besi itu . Heru memberikan kikir itu padanya dan memotong rantai besi itu dengan kikir . Sekarang ia telah melepasakan belenggu itu dari kakinya . Edi melihat Heru, ‘ terima kasih Heru,aku tetap akan mengingat kebaikanmu .

Usia Heru sudah 13 tahun , kehidupan keluarga mereka semakin memprihatinkan,abang iparnya jatuh sakit TBC kronis dan akhirnya meninggal dunia . Heru hidup bersama kakaknya yang hanya seorang janda .

Tiba-tiba datang seorang tukang pos kerumah mereka ,memberitahukan bahwa Heru mendapat kiriman dari seseorang supaya mengambil uang tersebut ke kantor pos .
Ia tinggalkan weselnya.

Hampir tiap bulan Heru memperoleh kiriman uang yang jumlahnya tidak sedikit,dengan uang itu Heru dan kakaknya dapat hidup dengan layak .
Heru tetap merahasiakan sosok yang mengirim uang itu ke kakaknya .

Suatu hari ada orang tua yang berkunjung kerumah Heru,sepertinya orang ini yang menemui Heru dihutan dulu . Orang itu sangat mengenal Heru,’Heru,katanya apakah kiriman uang dari bapak sampai ketanganmu?’ dengan jujur Heru mengakuinya .’Bagus-bagus .’ Orang itu lebih lanjut menjelaskan kepadanya bahwa dia dulu seorang buron,tetapi dia telah insyaf,dan telah membuka bengkel las yang sukses di kota besar . Orang itu sengaja mencari Heru untuk mengucapkan terima kasih atas kebaikannya dahulu.

Tidak ada komentar: